WHAT'S NEW?
Loading...

Perang Teknologi Kian Memanas, Tak Akan Ada Lagi Komputer dan Software Asing Di Cina

Tampaknya perang teknologi antara Amerika dan Cina akan berlangsung cukup panjang. ‘Perang’ yang dimulai oleh Trump beberapa saat lalu dengan menghalangi produk teknologi Cina masuk ke negara AS, berbuntut aksi balasan dari negara tirai bambu. Terbukti dengan adanya maklumat yang dikeluarkan oleh pemerintah Cina untuk melarang adanya perangkat lunak atau software serta perangkat keras atau komputer dengan merk dagang asing di kantor pemerintahan. Bukan hanya kantor pemerintahan, namun juga di institusi publik, hal tersebut akan berlangsung selama tiga tahun mendatang.

Perang Teknologi
Source: Artileri.org
Mungkin berita ini cukup mengagetkan serta mengkhawatirkan bagi perusahaan-perusahaan Amerika seperti HP, Dell dan Microsoft. Sebab tentu akan berakibat dengan pembatasan area bagi mereka untuk melebarkan sayap. Sementara dari berita yang dilansir oleh Telegraph, belum ada berita maupun pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan arsitektur cip ARM, yang digunakan oleh Lenovo.

Perang Teknologi AS vs Cina

Semua ini berawal dari perintah Trump di awal tahun 2019 terhadap perusahaan-perusahaan Amerika Serikat untuk melarang dan menghentikan kerja sama dengan Huawei, salah satu perusahaan telekomunikasi besar dari Cina. Kini gantian Cina yang akan melakukan pembersihan perangkat asing secara bertahap, dimulai pada tahun depan.

Tahun 2020 Cina akan mulai melakukan penggantian perangkat teknologi sebanyak 30 persen. Kemudian diteruskan di tahun 2021 sebanyak 50 persen, hingga sisanya sebanyak 20 persen akan dilaksanakan pada tahun 2021. Dengan demikian dalam kurun waktu kurang lebih tiga tahun saja akan ada sebanyak 20 hingga 30 juta perangkat teknologi asing yang akan dienyahkan dari negeri Cina.

Perang dingin serta persaingan teknologi antar amerika Serikat dan Cina telah dimulai, dan akan kita lihat apakah yang akan terjadi di antara mereka setelah bertahun-tahun kemudian? Selain itu, apakah langkah dari pemerintah Cina yang membatasi perangkat teknologi ini hanya merupakan balas dendam semata dari langkah yang dilakukan oleh Presiden Trump? Tampaknya tidak demikian.

Langkah berani yang dilakukan Cina tampaknya selain merupakan sikap tegas namun juga sebagai upaya bagi negara ini untuk mandiri berdiri di atas kaki sendiri dalam hal teknologi komputer. Cina sepertinya sedang berupaya untuk selamanya melepaskan diri dari ketergantungannya terhadap teknologi komunikasi negara Barat, dengan cara mengembangkan teknologi negeri sendiri.
Baca juga: Tren Smartphone 2020
Tentu ‘pembersihan’ perangkat yang dilakukan Cina bukannya tidak berpotensi menimbulkan permasalahan. Karena meskipun pemerintah Cina sudah cukup lama lebih banyak menggunakan perangkat keras buatan dalam negeri yaitu Lenovo, tidak demikian dengan komponen pendukung perangkat komputer tersebut. Selain komponen komputer yang dipergunakan masih buatan perusahaan Amerika, software yang dipergunakan juga masih banyak yang menggunakan sistem operasi Windows dari Microsoft.

Walaupun langkah ini cukup berani, berbagai berita dari dalam Negeri Cina tampaknya memberi kesan bahwa negara tersebut sudah cukup siap menghadapi tantangan ini. Seperti pernyataan Editor Global Times Cina melalui akun media sosial yang dikutip oleh The Guardian menyebutkan, “Memblokir layanan teknos Huawei akan menjadi titik balik penelitian dan pengembangan chip domestik Cina.”

Ia mengatakan bahwa Huawei akan mengembangkan sendiri industri mikrocip sehingga tak akan tergantung AS. Menurutnya Huawei sudah bersiap sejak lama menghadapi kemungkinan Amerika menarik teknologinya, sehingga ketika hal tersebut benar-benar terjadi tidak sampai mengakibatkan kerugian fatal.

Dari Telegraph dilaporkan bahwa dengan bekerja sama dengan perusahaan Inggris Canonical, ternyata Cina sudah mulai mengembangkan sistem operasi sendiri sejak tahun 2013. Perusahaan milik Mark Shuttleworth ini telah diminta oleh Menteri Informasi Teknologi dan Industri Cina untuk membantu Kylin, sistem operasi open source milik Cina. Dalam mengembangkan sistem operasi baru bagi kebutuhan negara tersebut. Perusahaan ini menggunakan sistem operasi dengan basis Linux yaitu Ubuntu. Inggris memang tak sepaham dengan AS dan tak ikut-ikutan perang teknologi dengan Cina, bahkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah membuka pintu bagi Huawei untuk mengembangkan sayap di Negara Inggris.

Begitulah ulasan Perang Teknologi yang Kian Memanas sekarang-sekarang ini. Informasi yang lebih Update, bisa kalian kunjungi situs Mediapenulis.com