![]() |
| Source: Artileri.org |
Mungkin berita ini cukup mengagetkan serta mengkhawatirkan
bagi perusahaan-perusahaan Amerika seperti HP, Dell dan Microsoft. Sebab tentu
akan berakibat dengan pembatasan area bagi mereka untuk melebarkan sayap.
Sementara dari berita yang dilansir oleh Telegraph, belum ada berita maupun
pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan arsitektur cip ARM, yang
digunakan oleh Lenovo.
Perang Teknologi AS vs Cina
Semua ini berawal dari perintah Trump di awal tahun 2019
terhadap perusahaan-perusahaan Amerika Serikat untuk melarang dan menghentikan
kerja sama dengan Huawei, salah satu perusahaan telekomunikasi besar dari Cina.
Kini gantian Cina yang akan melakukan pembersihan perangkat asing secara
bertahap, dimulai pada tahun depan.
Tahun 2020 Cina akan mulai melakukan penggantian perangkat
teknologi sebanyak 30 persen. Kemudian diteruskan di tahun 2021 sebanyak 50
persen, hingga sisanya sebanyak 20 persen akan dilaksanakan pada tahun 2021.
Dengan demikian dalam kurun waktu kurang lebih tiga tahun saja akan ada
sebanyak 20 hingga 30 juta perangkat teknologi asing yang akan dienyahkan dari
negeri Cina.
Perang dingin serta persaingan teknologi antar amerika
Serikat dan Cina telah dimulai, dan akan kita lihat apakah yang akan terjadi di
antara mereka setelah bertahun-tahun kemudian? Selain itu, apakah langkah dari
pemerintah Cina yang membatasi perangkat teknologi ini hanya merupakan balas
dendam semata dari langkah yang dilakukan oleh Presiden Trump? Tampaknya tidak
demikian.
Langkah berani yang dilakukan Cina tampaknya selain
merupakan sikap tegas namun juga sebagai upaya bagi negara ini untuk mandiri
berdiri di atas kaki sendiri dalam hal teknologi komputer. Cina sepertinya
sedang berupaya untuk selamanya melepaskan diri dari ketergantungannya terhadap
teknologi komunikasi negara Barat, dengan cara mengembangkan teknologi negeri
sendiri.
Baca juga: Tren Smartphone 2020
Tentu ‘pembersihan’ perangkat yang dilakukan Cina bukannya
tidak berpotensi menimbulkan permasalahan. Karena meskipun pemerintah Cina
sudah cukup lama lebih banyak menggunakan perangkat keras buatan dalam negeri
yaitu Lenovo, tidak demikian dengan komponen pendukung perangkat komputer
tersebut. Selain komponen komputer yang dipergunakan masih buatan perusahaan
Amerika, software yang dipergunakan juga masih banyak yang menggunakan sistem
operasi Windows dari Microsoft.
Walaupun langkah ini cukup berani, berbagai berita dari
dalam Negeri Cina tampaknya memberi kesan bahwa negara tersebut sudah
cukup siap menghadapi tantangan ini. Seperti pernyataan Editor Global Times
Cina melalui akun media sosial yang dikutip oleh The Guardian menyebutkan,
“Memblokir layanan teknos Huawei akan menjadi titik balik penelitian dan
pengembangan chip domestik Cina.”
Ia mengatakan bahwa Huawei akan mengembangkan sendiri
industri mikrocip sehingga tak akan tergantung AS. Menurutnya Huawei sudah
bersiap sejak lama menghadapi kemungkinan Amerika menarik teknologinya,
sehingga ketika hal tersebut benar-benar terjadi tidak sampai mengakibatkan
kerugian fatal.
Dari Telegraph dilaporkan bahwa dengan bekerja sama dengan perusahaan Inggris
Canonical, ternyata Cina sudah mulai mengembangkan sistem operasi sendiri sejak
tahun 2013. Perusahaan milik Mark Shuttleworth ini telah diminta oleh Menteri
Informasi Teknologi dan Industri Cina untuk membantu Kylin, sistem operasi open
source milik Cina. Dalam mengembangkan sistem operasi baru bagi kebutuhan
negara tersebut. Perusahaan ini menggunakan sistem operasi dengan basis
Linux yaitu Ubuntu. Inggris memang tak sepaham dengan AS dan tak ikut-ikutan
perang teknologi dengan Cina, bahkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson
telah membuka pintu bagi Huawei untuk mengembangkan sayap di Negara Inggris.
Begitulah ulasan Perang Teknologi yang Kian Memanas sekarang-sekarang ini. Informasi yang lebih Update, bisa kalian kunjungi situs Mediapenulis.com




facebook
twitter
google+
fb share